Menurut cerita para pemuka desa bahwa Desa Sudimoro telah berdiri sejak tahun
1917 masa penjajahan Belanda di Indonesia, pada saat itu dipimpin oleh
seseorang Kepala Desa bernama Bapak Bodrono sebagai Kepala Desa yang
pertama.
Tatkala itu juga mencul nama ONDERAN yang pada waktu itu Kantor ONDER (istilah
sekarang Kecamatan) berdiri di Desa
Sudimoro, semula dompleng pada sebuah rumah warga lambat laun membangun Kantor
Onder sederhana sekali yang selanjutnya dipindahkan ke Desa Sukorejo, dan pada
tahun 1959 pembangunan gedung dengan
permanen .
Berdasarkan arti bahasa bahwa nama desa Sudimoro berasal dari kata Sudi yang berarti mau/sedia dan kata Moro yang berarti
datang/kunjung. Pada masa itu warga menghendaki
kelak Desa Sudimoro menjadi desa yang mau berkembang atas kreatif warga sendiri
maupun para pendatang atau pengunjung untuk menjalin keakraban dengan penuh
sopan dan pengertian, hal ini terbukti :
1.
Desa Sudimoro memiliki Pasar Desa yang tergolong
maju sebagai pusat perekonomian masyarakat desa Sudimoro dan warga desa lain atau sekitarnya;
2.
Posisi Desa
Sudimoro berada di tengah-tengan wilayah Kecamatan Sudimoro sangat tepat untuk lokasi perkumpulan
yang diselenggarakan panitia tingkat Kecamatan;
3.
Desa Sudimoro
merupakan desa pertanian (agraris) karena memiliki lahan pertanian sawah dan
polowijo serta pekarangan yang luas.
4.
Desa Sudimoro adalah wilayah
pegunungan menyimpan potensi besar untuk kemakmuran warga masyarakat.
Sejarah Pemerintahan Desa.
-
Pada zaman Belanda pimpinan desa disebut PETINGGI atau DEMANG.
-
Memasuki zaman penjajahan Jepang pimpinan Desa disebut LURAH.
-
Awal penjajahan Belanda sampai akhir penjajahan Jepang
pembangunan di Desa Sudimoro boleh dikatakan masih nol, sebab pada kala itu
Desa Sudimoro baru memiliki 1 jalan desa ke Ketanggung dan 1 jembatan Kalibawi itupun masih
dipimpin oleh kaum penjajah, jadi masyarakat Desa Sudimoro masih di bawah garis
kebodohan .
Sejarah Pembangunan Desa.
-
Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945 hingga 1965 Desa
Sudimoro mulai merintis pembangunan, yaitu merintis 1 lembaga pendidikan
Sekolah Rakyat (SR) dan 2 sarana ibadah (Masjid Jami’ Krajan dan Bakalan) serta dibidang perekonomian yaitu Pasar Desa yang sifatnya
masih Darurat .
-
Dan sejak tahun 1966 pimpinan desa Sudimoro dijabat oleh Bapak
Almarhum MANIO KROMO, sejak itulah desa Sudimoro mulai ada perkembangan yaitu :
a.
Mendirikan balai desa di sebelah utara pasar.
b.
Menambah 2 lembaga pendidikan yaitu SD Sudimoro II (Pagergunung) dan SD Sudimoro III (Bakalan).
c.
Dua sarana ibadah yaitu
Masjid Kepek dan Tumpak
kembang
d.
Membuat buk/jembatan di masing-masing
Dusun.
-
Alamrhum MANIO KROMO menjabat Lurah selama 12 tahun yaitu mulai tahun 1966 sampai tahun 1978.
-
Setelah Almr Manio Kromo berhenti Lurah diganti istilah Kepala
Desa dijabat oleh Bapak SOEDARSO juga
asli warga desa Sudimoro. Semenjak
Kepala Desa dijabat oleh beliau pembangunan di desa Sudimoro ada perkembangan
lagi, antara lain :
a.
Membangun Kantor Desa .
b.
Membangun 2 sarana pendidikan yaitu SD Sudimoro IV (Ngampo) dan SD Sudimoro V (Tumpak Kembang).
c.
Membangun 2 sarana ibadah
yaitu Masjid Pagergunung dan Konto.
d.
Membangun 2 Mushola di setiap Dusun.
e.
Membangun jalan desa yang diprakarsai oleh AMD pada tahun 1984.
f.
Mendirikan SMP Negeri yang lokasinya sama dengan lokasi balai
desa pada kala itu, sehingga dengan pertimbangan yang matang maka balai desa terpaksa dipindahkan ke dekat
danau oleh Bapak Soedarso, namun balai desa tersebut sekarang rusak segala-galanya.
g.
Membangun Poskamling disetiap dusun.
Desa Sudimoro
mempunyai wilayah yang cukup luas
sehingga Kepala Desa dan Perangkatnya merasa kurang efektif dalam melaksanakan
tugasnya serta masyarakat yang jauh dengan ibukota desa berkehendak mendapatkan
pelayanan yang mudah dan cepat, maka dipertimbangkan dilakukan pemecahan desa
pada tahun 2007 menjadi 2 desa, yaitu :
1. Desa Sudimoro (desa Induk)
2. Desa Gunungrejo (desa pemekaran).
Selanjutnya
masyarakat dalam melaksanakan hal-hal yang menyangkut bidang Pemerintahan,
Kemasyarakatan dan Pembangunan berpegang teguh pada sloganya yaitu “ TANGGUH
“ singkatan dari Taqwa, Aman, Nyaman, Gunung, Gemilang, Usaha, dan Hasil. Berbagai
upaya dilakukan Pemerintah
Desa Sudimoro bersama
masyarakat sehingga bangkit dari ketertinggalan seperti kebodohan, kemiskinan, infrastruktur dll.
Melalui program yang terarah dan terencana, sehingga dari tahun ketahun
mengalami peningkatan yang cukup tajam dan signifikan disebabkan mendapatkan
dukungan semua pihak berapa bantuan baik dari Kebupaten Pacitan, Propinsi Jawa
Timur, Pemerintah pusat maupun pihak ketiga.
Adapun nama
Kepala Desa Sudimoro yang
pernah menjabat adalah sebagai berikut :
1.
Bpk. BODRONO masa penjajahan Belanda 1917 – 1930
2.
Bpk. KIDJAN masa Belanda dilanjut Jepang 1930 – 1943
3.
Bpk. SOOMOWIRO/MANGUN 1943 - 1956
4.
Bpk. SASTRO PRAWIRO 1956 - 1966
5.
Bpk. MANIO KROMO 1966 – 1978
6.
Bpk. SOEDARSO 1978 – 1988
7.
Bpk. DJEMINGAN Pj. (6 bulan) Tahun 1989
8.
Bpk. BONEKAN 1989 – 1998
9.
Bpk. MUHYANI 1998
10. Bpk. BAHRUDIN SHOFA 1999 – 2007
11. Bpk. LANGGENG WIDODO 2007 – 2013
12. Bpk. LANGGENG WIDODO 2013 – 2019.
Pada
periode 8 dan 10 yang menjabat Kepala Desa adalah 1 orang berganti Nama.
terima kasih atas partisipasi pemerintah karena sudah membuat blog agar anak bangsa tau bahwa ada sejarah yang perlu kita ceritakan ke anak-anak kita, semoga ke depan pemerintah bisa lebih baik dalam mengolah kecamatan sudimoro agar lebih maju
BalasHapustrimkasih atas infoemasi ini... buat tambah pengalaman saya
BalasHapus